Ghibah adalah salah satu dosa besar yang sering dilakukan oleh banyak orang, terutama di era media sosial seperti sekarang ini.
Ghibah adalah mengucapkan sesuatu yang tidak disukai oleh orang yang dibicarakan, baik itu berupa kejelekan fisik, perilaku, keluarga, agama, atau hal lainnya. Ghibah bisa merusak persaudaraan, menimbulkan permusuhan, dan menghilangkan pahala amal baik.
Namun, meskipun kita sudah tahu bahaya ghibah, kita sering terjebak dalam perbincangan yang mengandung ghibah. Apalagi jika kita sedang berkumpul dengan teman-teman atau saudara, kita mungkin merasa asyik dan lupa diri.
Padahal, ghibah itu bisa menimpa siapa saja, bahkan diri kita sendiri. Bagaimana jika orang lain membicarakan kekurangan kita di belakang kita? Tentu kita akan merasa sakit hati dan marah, bukan?
Apakah ada Ghibah yang Diperbolehkan?
Ada beberapa ghibah yang diperbolehkan dalam Islam, asalkan ada tujuan yang baik dan syarat yang dipenuhi. Menurut sebagian ulama, ada enam jenis ghibah yang diperbolehkan, yaitu:
- Ghibah untuk mengadukan kezaliman, misalnya kepada penguasa atau hakim yang bisa menyelesaikan masalah.
- Meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran, misalnya kepada orang yang bisa menasihati atau mengingatkan orang yang berbuat salah.
- Ghibah untuk meminta fatwa, misalnya kepada ulama atau ahli hukum yang bisa memberikan solusi atau penjelasan tentang suatu permasalahan.
- Ghibah untuk memperingatkan atau menasehati, misalnya kepada orang yang ingin berhubungan atau bertransaksi dengan orang yang tidak jujur atau tidak amanah.
- Untuk menyebutkan keburukan ahli maksiat atau ahli bid’ah, misalnya kepada orang yang ingin mengetahui kebenaran atau kesesatan suatu ajaran atau paham.
- Ghibah untuk memperkenalkan jati diri seseorang yang sudah masyhur, misalnya dengan sebutan atau julukan yang dikenal oleh orang banyak.
Namun, ghibah yang diperbolehkan ini juga harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan. Kita harus memastikan bahwa tujuan kita adalah untuk kebaikan dan bukan untuk mencela atau menyakiti orang lain.
Kita juga harus memilih kata-kata yang sopan dan sesuai dengan kenyataan. Kita tidak boleh menambah-nambah atau mengurangi fakta yang ada. Kita juga harus menghindari ghibah yang tidak ada manfaatnya atau yang bisa menimbulkan fitnah dan permusuhan.
Ceramah Singkat Lucu Tentang Ghibah
Assalamualaikum wr. wb., para hadirin yang berbahagia!
Sebelum saya mulai, ingatlah bahwa kita harus selalu berusaha menjaga hati dan lidah kita agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik, seperti ghibah. Ghibah adalah salah satu perbuatan yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT dan dapat merusak hubungan sesama manusia.
Nah, bagaimana jika kita bicara tentang ghibah dengan sedikit sentuhan humor? Mari kita berusaha mengingat pesan moralnya sambil tetap tersenyum.
Jadi, ada seorang pria yang suka sekali berbicara buruk tentang orang lain. Dia ghibah terus-menerus tentang teman-temannya. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang ustadz yang bijaksana. Dia berkata pada ustadz tersebut, “Ustadz, saya tak bisa berhenti mengghibah. Saya tahu itu salah, tapi sepertinya saya tidak bisa berhenti.”
Ustadz itu tersenyum dan berkata, “Baiklah, saya punya solusi untukmu. Sebelum kamu berbicara buruk tentang seseorang, cobalah untuk mengunyah sebutir permen karet. Setelah itu, jangan mengatakan apapun sampai permen itu hilang rasa.”
Pria itu setuju dengan saran ustadz dan segera mencoba. Beberapa hari kemudian, dia kembali ke ustadz dengan senyum di wajahnya. “Ustadz,” katanya, “Terimakasih banyak atas saranmu! Saya sudah mencoba, dan permen karet itu benar-benar membantu. Saya jadi tidak pernah lagi mengghibah!”
Ustadz itu tersenyum puas. “Itu baik sekali,” ucapnya. “Tapi ada satu hal lagi yang harus kamu lakukan.”
Pria itu penasaran. “Apa lagi, Ustadz?”
Ustadz menjawab, “Setelah permen karet itu hilang rasa, cobalah untuk mengunyah lagi dan lagi, karena sekarang kamu sudah ganti hobi dari ghibah ke mengunyah permen karet!”
Jadi, saudara-saudara, mari kita renungkan pesan dari cerita ini. Ghibah bukanlah hal yang baik, dan kita harus selalu berusaha untuk menjaga hati dan lidah kita. Dan ingat, mengunyah permen karet lebih baik daripada berbicara buruk tentang orang lain. Semoga kita semua selalu dijauhkan dari perbuatan ghibah. Terima kasih, wassalamualaikum wr. wb.!
Tips Cara Menghindari Ghibah
Jika kita memiliki banyak kegiatan yang positif, kita tidak akan punya waktu untuk mengurusi urusan orang lain. Kita bisa belajar, bekerja, beribadah, berolahraga, membaca, menulis, atau melakukan hobi kita. Dengan begitu, kita akan merasa lebih bahagia dan produktif.
Ingatkan Diri akan akibat Buruk Ghibah
Setiap kali kita ingin membicarakan orang lain, kita harus mengingat bahwa ghibah itu bisa membawa bencana bagi kita di dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kalian apa itu ghibah? Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Engkau menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.’ Ada yang bertanya, ‘Bagaimana jika apa yang aku katakan itu benar adanya?’ Beliau bersabda, ‘Jika apa yang engkau katakan itu benar adanya, maka engkau telah mengghibahnya, dan jika tidak benar adanya, maka engkau telah memfitnahnya.'”
Tukar Topik Pembicaraan
Saat kita berada di lingkungan yang suka ghibah, kita bisa mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang lebih baik. Misalnya, kita bisa membahas tentang berita terkini, tips kesehatan, resep masakan, atau pengalaman lucu yang kita alami. Dengan begitu, kita bisa menghindari ghibah dan tetap menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Tegur Secara Halus
Jika kita mendengar orang lain ghibah, kita bisa menegurnya secara halus dan bijak. Kita bisa mengatakan bahwa ghibah itu tidak baik dan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita bisa memberikan nasihat atau contoh dari Al-Quran dan Hadits yang melarang ghibah. Jika orang tersebut tidak mau mendengar, kita bisa meninggalkan tempat atau diam saja.
Bela Orang yang Digunjing
Jika kita tidak bisa menegur atau mengalihkan pembicaraan, kita bisa membela orang yang digunjing dengan menyebutkan kebaikan-kebaikannya.
Kita bisa mengatakan bahwa orang tersebut memiliki sisi positif yang mungkin tidak kita ketahui. Kita bisa mengatakan bahwa orang tersebut adalah saudara kita dalam Islam yang harus kita hormati dan sayangi. Dengan begitu, kita bisa menutup aib orang lain dan mendapatkan pahala dari Allah.
Itulah beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menghindari ghibah. Semoga kita bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berhati-hati dalam berbicara. Ingatlah, ghibah itu bisa menyakiti orang lain dan merugikan diri kita sendiri. Mari kita jaga lisan kita dan jauhi ghibah. Aamiin.