Contoh 1000 Kata Baku dan Tidak Baku Plus Cara Penulisan

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku, yaitu Ejaan yang Disempurnakan (EYD) atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Biasanya memiliki makna yang jelas dan baku, serta mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kata baku juga merupakan kata yang lazim digunakan dalam konteks formal, seperti dalam tulisan ilmiah, surat resmi, pidato, dan lain-lain.

Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku, atau kata yang memiliki variasi ejaan. Tidak baku biasanya memiliki makna yang kurang jelas atau berubah-ubah, serta sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Kata tidak baku juga merupakan kata yang sering digunakan dalam konteks informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, media sosial, puisi, dan lain-lain.

Contoh 1000 Kata Baku dan Tidak Baku Plus Cara Penulisan

Cara Menentukan Kata Baku

Untuk menentukan kata baku atau tidak baku dalam bahasa Indonesia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

Membaca dan mempelajari kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku, yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Kaidah ejaan ini berisi aturan-aturan tentang cara menulis kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar.

Mengecek dan membandingkan kata yang diragukan dengan kamus bahasa Indonesia, baik yang cetak maupun yang online. Kamus bahasa Indonesia berisi daftar kata-kata yang baku dan tidak baku, beserta makna, sinonim, antonim, dan contoh penggunaannya.

Mengenali ciri-ciri kata baku dan tidak baku. Kata baku biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tidak terpengaruh oleh bahasa daerah atau bahasa asing
  • Tidak berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman
  • Menggunakan imbuhan secara eksplisit
  • Bukan termasuk bagian dari bahasa percakapan sehari-hari
  • Sesuai dengan konteks kalimat
  • Tidak mengandung hiperkorek, makna ganda, atau pleonasme

Kata tidak baku biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Terpengaruh oleh bahasa daerah atau bahasa asing
  • Berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman
  • Menggunakan imbuhan secara implisit
  • Termasuk bagian dari bahasa percakapan sehari-hari
  • Tidak sesuai dengan konteks kalimat
  • Mengandung hiperkorek, makna ganda, atau pleonasme

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Berikut adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku, beserta penjelasan dan sumbernya:

Abad (baku) vs Abat (tidak baku): Kata abad berarti seratus tahun, sedangkan kata abat berarti pemimpin biara. Kata abat sering salah ditulis atau diucapkan sebagai abad, padahal kedua kata ini memiliki makna yang berbeda.

Bertemu (baku) vs Bertamu (tidak baku): Kata bertemu berarti saling menemui atau berjumpa, sedangkan kata bertamu berarti mengunjungi rumah orang lain. Kata bertamu sering salah ditulis atau diucapkan sebagai bertemu, padahal kedua kata ini memiliki makna yang berbeda.

Cokelat (baku) vs Coklat (tidak baku): Kata cokelat berarti warna yang mirip dengan warna kulit atau buah kakao, sedangkan kata coklat berarti makanan yang terbuat dari biji kakao. Kata coklat sering salah ditulis atau diucapkan sebagai cokelat, padahal kedua kata ini memiliki makna yang berbeda.

Diksi (baku) vs Dikti (tidak baku): Kata diksi berarti pilihan kata dalam suatu bahasa, sedangkan kata dikti berarti Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kata dikti sering salah ditulis atau diucapkan sebagai diksi, padahal kedua kata ini memiliki makna yang berbeda.

Efektif (baku) vs Efektip (tidak baku): Kata efektif berarti mampu mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan, sedangkan kata efektip berarti tidak ada. Kata efektip sering salah ditulis atau diucapkan sebagai efektif, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia.

Fungsi Kata Tidak Baku

Kata tidak baku biasanya memiliki makna yang kurang jelas atau berubah-ubah, serta sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kata tidak baku juga merupakan kata yang sering digunakan dalam konteks informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, media sosial, puisi, dan lain-lain.

Fungsi kata tidak baku adalah sebagai berikut:

  • Sebagai alat komunikasi antarsahabat, antargolongan, dan keluarga. Kata tidak baku dapat digunakan untuk menunjukkan keakraban, keintiman, atau kekhasan dalam berinteraksi dengan orang-orang yang dekat atau sejenis3.
  • Sebagai alat ekspresi kreatif dan artistik. Kata tidak baku dapat digunakan untuk menciptakan karya seni yang unik, orisinal, dan menarik, seperti dalam puisi, lagu, cerita, dan lain-lain4.
  • Sebagai alat adaptasi dan inovasi bahasa. Tidak baku dapat digunakan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, budaya, dan teknologi, serta untuk menciptakan kata-kata baru yang belum ada dalam bahasa baku4.

Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Digunakan

Biasanya memiliki makna yang jelas dan baku, serta mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kata baku juga merupakan kata yang lazim digunakan dalam konteks formal, seperti dalam tulisan ilmiah, surat resmi, pidato, dan lain-lain.

Tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku, atau kata yang memiliki variasi ejaan. Kata tidak baku biasanya memiliki makna yang kurang jelas atau berubah-ubah, serta sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Juga merupakan kata yang sering digunakan dalam konteks informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, media sosial, puisi, dan lain-lain.

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

  • Suka akan (baku) vs Suka dengan (tidak baku): Kata suka akan berarti memiliki kecenderungan atau keinginan terhadap sesuatu, sedangkan kata suka dengan berarti tidak ada. Kata suka dengan sering salah ditulis atau diucapkan sebagai suka akan, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia.
  • Disebabkan oleh (baku) vs Disebabkan karena (tidak baku): Kata disebabkan oleh berarti menunjukkan penyebab dari sesuatu, sedangkan kata disebabkan karena berarti tidak ada. Kata disebabkan karena sering salah ditulis atau diucapkan sebagai disebabkan oleh, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia.
  • Berkali-kali (baku) vs Berulangkali (tidak baku): Kata berkali-kali berarti beberapa kali atau banyak kali, sedangkan kata berulangkali berarti tidak ada. Kata berulangkali sering salah ditulis atau diucapkan sebagai berkali-kali, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia.
  • Mengesampingkan (baku) vs Mengenyampingkan (tidak baku): Kata mengesampingkan berarti tidak memperhatikan atau tidak menghiraukan, sedangkan kata mengenyampingkan berarti tidak ada. Kata mengenyampingkan sering salah ditulis atau diucapkan sebagai mengesampingkan, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia.
  • Para tamu (baku) vs Para tamu-tamu (tidak baku): Kata para tamu berarti sekelompok orang yang datang berkunjung, sedangkan kata para tamu-tamu berarti tidak ada. Kata para tamu-tamu sering salah ditulis atau diucapkan sebagai para tamu, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia. Kata ini juga mengandung pleonasme, yaitu pengulangan kata yang tidak perlu.
  • Hadirin (baku) vs Para hadirin (tidak baku): Kata hadirin berarti orang-orang yang hadir, sedangkan kata para hadirin berarti tidak ada. Kata para hadirin sering salah ditulis atau diucapkan sebagai hadirin, padahal kata ini tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia. Kata ini juga mengandung pleonasme, yaitu pengulangan kata yang tidak perlu.

Untuk menghindari kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku, ada baiknya kita membaca dan mempelajari kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku, yaitu PUEBI. Kita juga bisa mengecek dan membandingkan kata yang diragukan dengan kamus bahasa Indonesia, baik yang cetak maupun yang online.

Menghindari Kesalahan Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku

Untuk menghindari kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku dalam berbahasa Indonesia, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

Membaca dan mempelajari kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku, yaitu Ejaan yang Disempurnakan (EYD) atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kaidah ejaan ini berisi aturan-aturan tentang cara menulis kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar.

Mengecek dan membandingkan kata yang diragukan dengan kamus bahasa Indonesia, baik yang cetak maupun yang online. Kamus bahasa Indonesia berisi daftar kata-kata yang baku dan tidak baku, beserta makna, sinonim, antonim, dan contoh penggunaannya.

Membiasakan diri untuk menggunakan kata baku dalam konteks formal, seperti dalam tulisan ilmiah, surat resmi, pidato, dan lain-lain. Kata baku akan memberikan kesan yang profesional, kredibel, dan akurat kepada pembaca atau pendengar.

Membatasi penggunaan kata tidak baku dalam konteks informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, media sosial, puisi, dan lain-lain. Kata tidak baku bisa memberikan kesan yang santai, kreatif, dan ekspresif kepada pembaca atau pendengar, asalkan tidak berlebihan atau menimbulkan kebingungan.

Advertisement
Bagikan Jika Bermanfaat

Leave a Comment

Scroll to Top