KPR adalah singkatan dari Kredit Pemilikan Rumah, yaitu sebuah produk pembiayaan yang ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya untuk membantu masyarakat membeli rumah impian mereka.
Dengan menggunakan KPR, Anda tidak perlu menyiapkan dana tunai sebesar harga rumah yang ingin dibeli.
Melainkan hanya membayar sebagian dari harga tersebut sebagai uang muka, dan sisanya dicicil dalam jangka waktu tertentu dengan bunga yang ditetapkan oleh bank.
Jenis-jenis KPR
Ada berbagai jenis KPR yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda. Berikut adalah beberapa jenis KPR yang umum ditemukan di Indonesia:
KPR Non-Subsidi
Tidak mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah, sehingga beban biaya dan bunga yang harus dibayar oleh nasabah cukup tinggi. Menawarkan masa kredit yang cukup lama, yaitu hingga 25 tahun, dan bisa digunakan untuk membeli rumah dengan tipe dan harga apa saja.
KPR Subsidi
Jenis KPR ini mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah, sehingga beban biaya dan bunga yang harus dibayar oleh nasabah lebih ringan. Hanya bisa digunakan untuk membeli rumah dengan tipe maksimal 36 dan harga maksimal Rp120 juta. Selain itu, masa kreditnya juga lebih pendek, yaitu maksimal 15 tahun.
KPR Syariah
Berdasarkan pada prinsip syariah Islam, yaitu tidak menggunakan sistem bunga, melainkan sistem bagi hasil. Nasabah dan bank akan saling berbagi risiko dan keuntungan dalam transaksi pembiayaan rumah. KPR syariah juga tidak mengenakan denda keterlambatan pembayaran cicilan.
KPR Pembelian
Memungkinkan Anda untuk menggunakan properti yang sudah Anda miliki sebagai jaminan untuk membeli properti baru. Properti yang bisa dijadikan jaminan tidak terbatas pada rumah saja, melainkan juga apartemen, ruko, tanah, dan lainnya.
KPR Refinancing
Jenis ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan kembali nilai rumah yang sudah Anda beli dengan menggunakan KPR sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan manfaat dari penurunan suku bunga atau kenaikan nilai rumah. Dengan demikian, Anda bisa mengurangi jumlah cicilan atau mendapatkan dana tambahan.
Syarat-syarat Pengajuan KPR Bank
Untuk mengajukan KPR, Anda harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh bank atau lembaga keuangan pemberi kredit.
Secara umum, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
- Warga negara Indonesia (WNI) berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah
- Memiliki penghasilan tetap atau stabil
- Memiliki NPWP pribadi
- Memiliki dokumen identitas diri seperti KTP, KK, akta nikah/cerai
- Memiliki dokumen penghasilan seperti slip gaji, laporan keuangan (untuk wiraswasta), atau surat keterangan penghasilan
- Memiliki dokumen properti seperti sertifikat tanah/rumah, IMB, PBB
- Mengisi formulir aplikasi kredit dan menyertakan pas foto terbaru
- Hitungan simulasi kredit kpr BCA
Suku Bunga KPR Bank
Bank BCA yang menawarkan KPR dengan suku bunga yang kompetitif dan beragam.
Berikut adalah rincian suku bunga KPR BCA:
- Fix 1 tahun: 7% (Pembelian), 8% (Refinancing)
- Fix 2 tahun: 7,5% (Pembelian), 8,5% (Refinancing)
- Fix 3 tahun: 8% (Pembelian), 9% (Refinancing)
- Fix 4 tahun: 8,5% (Pembelian), 9,5% (Refinancing)
- Cap 2 tahun: 9% (Pembelian), 10% (Refinancing)¹.
Setelah jangka waktu suku bunga fix berakhir, suku bunga yang berlaku adalah suku bunga floating dan akan ditinjau setiap 6 bulan sekali.
Syarat rumah yang Bisa di KPR kan?
Persyaratan untuk rumah yang dapat diambil KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dapat bervariasi dari satu bank atau lembaga keuangan ke yang lain.
Namun, umumnya ada beberapa kriteria yang sering diikuti. Berikut adalah beberapa syarat umum untuk rumah yang bisa diambil KPR:
- Status Hukum: Rumah yang ingin Anda beli harus memiliki status hukum yang jelas dan sah, seperti sertifikat hak milik atau akta jual beli.
- Lokasi: Lokasi rumah biasanya juga menjadi pertimbangan. Beberapa bank mungkin memiliki wilayah atau kawasan tertentu yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan KPR.
- Nilai Properti: Nilai properti harus sesuai dengan kebijakan bank atau lembaga keuangan. Biasanya, bank akan membatasi jumlah pinjaman berdasarkan nilai properti, dan Anda perlu membayar uang muka sebelum memperoleh KPR.
- Usia Properti: Beberapa bank mungkin memiliki batasan usia properti yang akan dibiayai dengan KPR. Properti yang lebih tua bisa memiliki persyaratan atau persetujuan yang lebih ketat.
- Jenis Properti: Bukan hanya rumah, apartemen atau kondominium juga bisa memenuhi syarat untuk KPR, tergantung pada kebijakan bank. Namun, setiap bank mungkin memiliki kebijakan yang berbeda terkait jenis properti yang dapat diambil KPR.
- Pendapatan dan Kemampuan Pembayaran: Bank biasanya akan menilai kemampuan Anda untuk membayar cicilan KPR berdasarkan pendapatan dan kondisi keuangan Anda. Ada batasan tertentu dalam hal rasio cicilan terhadap pendapatan.
- Agunan: Properti yang dibeli dengan KPR akan dijadikan agunan oleh bank. Ini berarti jika Anda gagal membayar cicilan, bank memiliki hak untuk menjual properti tersebut.
- Dokumen Pendukung: Anda perlu menyediakan dokumen-dokumen pendukung seperti KTP, NPWP, slip gaji, laporan keuangan, dan dokumen lain yang diminta oleh bank.
- Asuransi: Beberapa bank mungkin mengharuskan Anda mengambil asuransi kredit sebagai syarat tambahan.
- Usia Peminjam: Usia Anda juga bisa menjadi pertimbangan. Beberapa bank mungkin memiliki batasan usia peminjam pada saat KPR berakhir.
- Lain-lain: Ada faktor-faktor lain seperti pekerjaan, kewarganegaraan, dan syarat-syarat khusus yang dapat bervariasi tergantung pada bank dan peraturan di negara Anda.
Penting untuk menghubungi bank atau lembaga keuangan tertentu untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan sesuai dengan kebijakan terbaru mereka.
Juga, membandingkan penawaran dari beberapa bank dapat membantu Anda memahami persyaratan dan opsi KPR yang tersedia.
Baca Juga: Cara Menghitung Penalti Kredit di Percepat Bank BRI
Tips Sebelum mengajuakn KPR
Untuk mendapatkan KPR yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan, antara lain:
- Perhatikan faktor-faktor seperti suku bunga, biaya administrasi, biaya provisi, biaya asuransi, plafon kredit, masa kredit, dan syarat-syarat lainnya.
- Hitung simulasi cicilan KPR dengan menggunakan kalkulator online yang tersedia di internet. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui berapa besar cicilan bulanan yang harus Anda bayar dan apakah sesuai dengan anggaran Anda.
- Siapkan uang muka sebesar mungkin untuk mengurangi jumlah pinjaman dan bunga yang harus dibayar. Biasanya, bank atau lembaga keuangan meminta uang muka sebesar 10% hingga 30% dari harga rumah yang ingin dibeli.
- Pastikan Anda memiliki catatan kredit yang baik dan tidak memiliki tunggakan atau kredit macet di tempat lain. Untuk meningkatkan kepercayaan bank atau lembaga keuangan terhadap kemampuan Anda untuk membayar cicilan KPR.
Baca Juga: Kenapa Pinjaman Akulaku Hanya 300 dan 600 Ribu?
Lakukan survei lokasi dan kondisi rumah yang ingin dibeli. Pastikan rumah tersebut memiliki sertifikat yang sah, bebas dari sengketa, dan sesuai dengan spesifikasi yang dijanjikan oleh penjual.
Apakah DP KPR bisa dicicil?
Dalam banyak kasus, uang muka (DP) untuk membeli rumah melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dapat dicicil.
Kemampuan untuk mencicil DP tergantung pada kebijakan bank atau lembaga keuangan yang Anda ajukan KPR, serta kesepakatan yang dapat Anda capai dengan penjual properti.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pencicilan DP:
Kebijakan Bank:
Beberapa bank mungkin memiliki program yang memungkinkan Anda untuk mencicil sebagian dari DP, sementara yang lain mungkin mengharuskan Anda membayar DP dalam satu pembayaran. Anda perlu berbicara langsung dengan bank atau lembaga keuangan untuk mengetahui opsi yang tersedia.
Baca Juga: Cara Menghitung Penalti Kredit di Percepat Bank BRI
Jangka Waktu:
Jika bank memungkinkan pencicilan DP, mereka biasanya akan menetapkan jangka waktu tertentu dalam hal ini. Anda perlu memahami berapa lama Anda memiliki waktu untuk melunasi DP secara penuh.
Persyaratan Tambahan:
Bank mungkin akan memiliki persyaratan tambahan atau dokumen yang perlu Anda penuhi untuk mendapatkan izin mencicil DP.
Suku Bunga:
Jika Anda mencicil DP, bank mungkin akan menetapkan suku bunga atau biaya tambahan untuk cicilan tersebut. Pastikan Anda memahami semua biaya yang terkait dengan pencicilan DP.
Kerjasama dengan Penjual:
Selain bank, Anda juga perlu berbicara dengan penjual properti. Beberapa penjual mungkin bersedia menjalin kesepakatan untuk mencicil bagian dari DP, sementara yang lain mungkin menginginkan pembayaran DP dalam satu kali pembayaran.
Baca Juga: Simulasi KPR BCA Tenor, Cicilan dan Bunga
Kemampuan Keuangan:
Saat memutuskan untuk mencicil DP, pastikan Anda tetap memperhatikan kemampuan keuangan Anda untuk membayar cicilan DP dan cicilan KPR secara bersamaan.
Penting untuk berbicara langsung dengan bank atau lembaga keuangan yang Anda ajukan KPR, serta dengan penjual properti, untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang opsi mencicil DP yang tersedia dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi keseluruhan transaksi pembelian rumah.