Listrik adalah salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua aktivitas di rumah membutuhkan listrik, mulai dari menyalakan lampu, menghidupkan kipas angin, menonton televisi, hingga memasak dengan kompor listrik.
Oleh karena itu, kita harus membayar tagihan listrik setiap bulannya kepada PLN sebagai penyedia layanan listrik.
Namun, tahukah Anda bahwa tagihan listrik yang kita bayar tidak hanya terdiri dari biaya pemakaian listrik saja, tetapi juga ada biaya lain yang disebut biaya abodemen listrik?
Biaya abodemen listrik adalah biaya minimum yang harus dibayarkan oleh setiap pelanggan listrik pascabayar PLN berdasarkan golongan tarif dan daya listrik yang digunakan.
Dikenakan sebagai bentuk kompensasi kepada PLN atas jasa penyediaan infrastruktur dan fasilitas listrik yang telah disiapkan untuk pelanggan. Biaya abodemen listrik ini juga berfungsi sebagai insentif bagi pelanggan untuk menggunakan listrik secara efisien dan hemat.
Cara Menghitung Biaya Abodemen Listrik?
Biaya abodemen listrik ini ditentukan berdasarkan rumus Rekening Minimum (RM) yang telah ditetapkan oleh PLN. Rumus RM adalah sebagai berikut:
RM = 40 Jam Nyala x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
Keterangan:
Jam Nyala adalah jumlah jam rata-rata pemakaian listrik dalam satu bulan. PLN menetapkan nilai Jam Nyala sebesar 40 jam untuk semua golongan pelanggan.
Daya Tersambung (kVA) adalah daya listrik yang terpasang di rumah pelanggan. Nilai Daya Tersambung ini bisa dilihat pada meteran listrik atau pada tagihan listrik.
Satuan daya listrik yang digunakan oleh PLN adalah kilo Volt Ampere (kVA), bukan kilo Watt (kW). Untuk mengubah satuan kW menjadi kVA, kita harus membaginya dengan faktor daya (cos phi) yang biasanya bernilai 0,8 atau 0,9.
Misalnya, jika daya listrik rumah Anda adalah 2.200 watt atau 2,2 kW, maka Daya Tersambungnya adalah 2,2/0,8 = 2,75 kVA.
Biaya Pemakaian adalah tarif dasar listrik per kWh yang berlaku untuk setiap golongan pelanggan. Tarif dasar listrik ini ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian ESDM dan bisa berubah setiap tiga bulan sekali sesuai dengan fluktuasi kurs, harga minyak, dan inflasi.
Tarif dasar listrik per kWh untuk periode April-Juni 2023 adalah sebagai berikut:
- Rumah tangga daya 450 VA bersubsidi: Rp 415 per kWh
- Daya 900 VA bersubsidi: Rp 605 per kWh
- Daya 900 VA non-subsidi: Rp 1.352 per kWh
- 1.300 VA-5.500 VA non-subsidi: Rp 1.444,70 per kWh
- Rumah tangga daya 6.600 VA ke atas non-subsidi: Rp 1.699,53 per kWh
- Bisnis daya 6.600 VA-200 kVA non-subsidi: Rp 1.444,70 per kWh
- Pemerintah daya 6.600 VA-200 kVA non-subsidi: Rp 1.699,53 per kWh
- Industri besar dan layanan khusus non-subsidi: Rp 1.087,97 per kWh
Dengan menggunakan rumus RM di atas, kita bisa menghitung biaya abodemen listrik untuk setiap golongan pelanggan.
Misalnya, jika Anda adalah pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 2.200 watt atau 2,75 kVA, maka biaya abodemen listrik Anda adalah:
RM = 40 Jam Nyala x 2,75 kVA x Rp 1.444,70 per kWh RM = 40 x 2,75 x 1.444,70 RM = Rp 158.831,5
Jadi, biaya abodemen listrik Anda adalah sebesar Rp 158.831,5 per bulan.
Kapan Biaya Abodemen Listrik Dibayarkan?
Biaya abodemen listrik ini hanya dibayarkan jika tagihan listrik Anda berada di bawah nilai RM. Jika tagihan listrik Anda melebihi nilai RM, maka Anda hanya perlu membayar biaya pemakaian listrik saja.
Misalnya, jika pemakaian listrik Anda dalam satu bulan adalah 100 kWh, maka tagihan listrik Anda adalah:
Tagihan listrik = 100 kWh x Rp 1.444,70 per kWh Tagihan listrik = Rp 144.470
Karena tagihan listrik Anda lebih rendah dari biaya abodemen listrik (Rp 158.831,5), maka Anda harus membayar biaya abodemen listrik sebagai tagihan minimum. Jadi, tagihan listrik yang harus Anda bayar adalah Rp 158.831,5.
Namun, jika pemakaian listrik Anda dalam satu bulan adalah 200 kWh, maka tagihan listrik Anda adalah:
Tagihan listrik = 200 kWh x Rp 1.444,70 per kWh Tagihan listrik = Rp 288.940
Karena tagihan listrik Anda lebih tinggi dari biaya abodemen listrik (Rp 158.831,5), maka Anda tidak perlu membayar biaya abodemen listrik lagi. Jadi, tagihan listrik yang harus Anda bayar adalah Rp 288.940.
Berapa Watt Setrika dalam 1 jam?
Watt setrika dalam 1 jam tergantung pada jenis dan daya setrika yang digunakan. Ada dua jenis setrika yang umum, yaitu setrika kering dan setrika uap.
Setrika kering biasanya memiliki daya antara 300-400 watt, sedangkan setrika uap bisa mencapai 400-1600 watt. Jadi, watt setrika dalam 1 jam bisa bervariasi antara 300-1600 watt.
Untuk menghitung watt setrika dalam 1 jam, kita bisa menggunakan rumus berikut:
Watt setrika per jam = Daya setrika (watt) x Lama pemakaian (jam)
Misalnya, jika kita menggunakan setrika kering dengan daya 350 watt selama 1 jam, maka watt setrika per jam adalah:
Watt setrika per jam = 350 watt x 1 jam Watt setrika per jam = 350 watt
Namun, jika kita menggunakan setrika uap dengan daya 1200 watt selama 1 jam, maka watt setrika per jam adalah:
Watt setrika per jam = 1200 watt x 1 jam Watt setrika per jam = 1200 watt
Jadi, semakin besar daya setrika yang digunakan, semakin besar pula watt setrika dalam 1 jam. Oleh karena itu, kita harus memilih setrika yang sesuai dengan kebutuhan dan menggunakannya secara efisien agar tidak boros listrik.
Cara Menghemat Biaya Abodemen Listrik?
Biaya abodemen listrik ini bisa menjadi beban bagi pelanggan yang memiliki pemakaian listrik rendah atau tidak stabil.
Oleh karena itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghemat biaya abodemen listrik, antara lain:
Menggunakan listrik secara efisien dan hemat
Anda bisa melakukan hal-hal seperti mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak digunakan, menggunakan lampu LED yang hemat energi, mengatur suhu AC sesuai kebutuhan, dan memilih peralatan elektronik yang memiliki label hemat energi.
Menambah daya listrik sesuai kebutuhan
Jika daya listrik rumah Anda terlalu besar dibandingkan dengan pemakaian sebenarnya, maka Anda bisa mengajukan permohonan untuk menurunkan daya listrik kepada PLN.
Sebaliknya, jika daya listrik rumah Anda terlalu kecil dan sering mengalami over load atau mati lampu, maka Anda bisa mengajukan permohonan untuk menambah daya listrik kepada PLN.
Beralih ke sistem prabayar atau token
Jika Anda ingin menghindari biaya abodemen listrik sama sekali, maka Anda bisa beralih ke sistem prabayar atau token yang tidak memiliki biaya abodemen atau rekening minimum. Dengan sistem ini, Anda hanya perlu membeli token sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang berguna bagi Anda. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis.