Pengalaman Saya Tidak Membayar Pinjaman Online

Pinjaman online adalah salah satu solusi yang ditawarkan oleh berbagai platform fintech untuk memenuhi kebutuhan finansial masyarakat.

Dengan proses yang mudah, cepat, dan tanpa jaminan, pinjaman online menjadi pilihan bagi banyak orang yang membutuhkan dana darurat.

Namun, apa jadinya jika kita tidak mampu membayar pinjaman online tepat waktu? Apa saja akibat yang bisa terjadi?

Saya akan berbagi pengalaman saya sendiri tentang tidak membayar pinjaman online dan dampaknya bagi keuangan dan kehidupan saya.

Pengalaman Saya Tidak Membayar Pinjaman Online

Saya berharap pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi Anda yang sedang atau berencana mengajukan pinjaman online.

Awal mula saya mengajukan pinjaman online

Saya mengenal pinjaman online sekitar dua tahun lalu, saat saya sedang mengalami kesulitan finansial akibat pandemi Covid-19. Saya adalah seorang pekerja lepas yang bergantung pada proyek-proyek dari klien.

Sayangnya, banyak klien yang menunda atau membatalkan proyek mereka karena situasi ekonomi yang tidak menentu.

Baca juga: Apakah Bisa Pinjam KUR di 2 Bank Berbeda Pengalaman

Saya pun mulai kesulitan untuk membayar tagihan-tagihan rutin, seperti sewa rumah, listrik, air, internet, dan lain-lain.

Belum lagi kebutuhan sehari-hari seperti makan, transportasi, dan kesehatan. Saya mencoba mencari pinjaman dari teman-teman atau keluarga, tapi mereka juga mengalami hal yang sama.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencari pinjaman online melalui aplikasi yang saya temukan di internet. Saya tertarik dengan penawaran mereka yang menjanjikan proses mudah, cepat, dan tanpa jaminan.

Saya hanya perlu mengisi data pribadi, mengunggah foto KTP dan slip gaji terakhir, dan menunggu persetujuan.

Tidak lama kemudian, saya mendapat notifikasi bahwa pinjaman saya disetujui. Saya bisa meminjam Rp 5 juta dengan tenor 3 bulan dan bunga 20% per bulan.

Baca juga: Jika Angsuran KUR BRI Telat 1 Bulan Ini Resikonya

Saya merasa lega karena akhirnya bisa mendapatkan dana segar untuk menutupi kebutuhan saya. Saya berpikir bahwa saya bisa membayar cicilan pinjaman tersebut setelah mendapatkan proyek baru.

Mulai terjerat utang dan bunga tinggi

Namun, ternyata harapan saya tidak sesuai dengan kenyataan. Proyek-proyek yang saya harapkan tidak kunjung datang.

Sementara itu, cicilan pinjaman online sudah mulai jatuh tempo. Saya harus membayar Rp 2 juta per bulan selama 3 bulan untuk melunasi pinjaman tersebut.

Saya mencoba untuk membayar cicilan pertama dengan menggunakan tabungan yang tersisa. Namun, hal ini membuat tabungan saya habis dan tidak ada lagi cadangan dana untuk kebutuhan lainnya. Terpaksa mengajukan pinjaman online lagi di aplikasi lain untuk membayar cicilan kedua.

Begitu seterusnya, saya terus mengajukan pinjaman online di berbagai aplikasi untuk membayar cicilan-cicilan sebelumnya.

Baca juga: Mengajukan Pinjaman Kupedes BRI Jaminan Sertifikat

Sampai tidak sadar bahwa saya sudah terjerat dalam lingkaran utang yang semakin besar dan sulit untuk keluar. Bunga-bunga yang tinggi membuat jumlah utang saya membengkak hingga puluhan juta rupiah.

Mendapat teror dari debt collector

Sampai pada suatu saat, saya benar-benar tidak mampu lagi untuk membayar cicilan pinjaman online. Saya sudah tidak punya sumber pendapatan maupun tabungan.

Saya juga sudah tidak bisa mengajukan pinjaman online lagi karena status kredit saya sudah buruk di SLIK OJK.

Saat itulah saya mulai mendapat teror dari debt collector atau penagih utang dari berbagai aplikasi pinjaman online.

Mereka menelpon saya setiap hari dengan nada yang kasar dan mengancam. Mereka juga mengirim pesan singkat atau WhatsApp yang berisi tagihan dan ancaman.

Baca juga: Apa Saja Bonus Pinjaman Kupedes BRI?

Yang lebih parah lagi, mereka juga menelpon dan mengirim pesan ke kontak-kontak yang ada di handphone saya.

Mereka menginformasikan bahwa saya adalah seorang penunggak utang dan meminta mereka untuk membayar utang saya. Mereka bahkan mengancam akan menyebarkan data pribadi saya ke media sosial.

Saya merasa malu dan tertekan dengan perlakuan debt collector tersebut. Saya merasa tidak punya privasi dan harga diri lagi.

Saya juga merasa mengecewakan teman-teman dan keluarga saya yang ikut terganggu. Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk menghentikan teror ini.

Bagaimana cara saya keluar dari jeratan Pinjol Online

Saya akhirnya menyadari bahwa saya harus segera menyelesaikan masalah utang saya sebelum semakin parah. Saya mencari informasi di internet tentang cara mengatasi utang pinjaman online.

Baca juga: 3 Syarat TOP UP Pinjaman Kupedes BRI Pengalaman

Saya menemukan beberapa tips yang berguna, antara lain:

  • Menghubungi penyedia pinjaman online dan bernegosiasi untuk mendapatkan keringanan pembayaran, seperti perpanjangan tenor, pengurangan bunga, atau penghapusan denda.
  • Mencari sumber pendapatan tambahan, seperti menjual barang-barang yang tidak terpakai, membuka usaha sampingan, atau mencari pekerjaan part-time.
  • Mengatur ulang anggaran bulanan dan mengurangi pengeluaran yang tidak penting, seperti makan di luar, berlangganan streaming, atau belanja online.
  • Membuat rencana pembayaran utang yang realistis dan disiplin dalam menjalankannya. Saya juga mencatat setiap pembayaran yang saya lakukan agar bisa melihat perkembangan utang saya.
  • Mencari bantuan profesional, seperti konsultan keuangan, pengacara, atau lembaga bantuan hukum jika saya merasa tidak mampu menyelesaikan utang sendiri atau mendapat intimidasi dari debt collector.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, saya mulai bisa mengurangi jumlah utang saya secara bertahap.

Saya juga mendapat dukungan dari teman-teman dan keluarga yang membantu saya secara moral maupun materi. Lebih tenang dan optimis bahwa saya bisa bebas dari utang pinjaman online.

Baca juga: Perhitungan Pelunasan KUR BRI Sebelum Jatuh Tempo

Kesimpulan

Pinjaman online memang bisa menjadi solusi finansial yang praktis dan cepat. Namun, kita harus bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya.

Jika tidak, kita bisa terjerat dalam utang yang berat dan berisiko mendapat teror dari debt collector.

Pengalaman saya tidak membayar pinjaman online adalah salah satu contoh buruk dari dampak pinjaman online.

Saya berharap pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi Anda yang sedang atau berencana mengajukan pinjaman online. Jangan sampai terulang lagi.

Advertisement
Bagikan Jika Bermanfaat

Leave a Comment

Scroll to Top